AL-IMAM AL-HUSAIN MENJADI SYAHID
Terjadilah apa yang tidak seharusnya terjadi. Peperangan yang tidak seimbang antara pasukan Ubaidillah bin Ziyad, Gubernur Kufah, yang berjumlah 4000 – 10.000 melawan rombongan Al-Imam Al-Husain yang berjumlah 72, itu pun banyak yang perempuan. Kepala Husain dipenggal oleh seorang prajurit bernama Syamr bin Dziljausyan.
Al-Imam Al-Bukhari mengisahkan bagaimana penghinaan luar biasa terhadap Penghulu Pemuda Surga itu: “Dari Anas bin Malik, dia mengatakan : Kepala Husain dibawa dan didatangkan kepada ‘Ubaidillah bin Ziyad. Kepala itu ditaruh di bejana. Lalu ‘Ubaidillah bin Ziyad menusuk-nusuk (dengan pedangnya) seraya berkomentar sedikit tentang ketampanan Husain.
Anas mengatakan, “Di antara Ahlulbayt, Husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.” Saat itu, Husain disemir rambutnya dengan wasmah (tumbuhan, sejenis pacar yang condong ke warna hitam).” (HR. Bukhari).
Sebelum peristiwa memilukan dan mengenaskan ini terjadi, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam telah diberitahu akan terbunuhnya Sayyidina Husain. Dalam sebuah hadis diriwayatkan mengenai peristiwa terbunuhnya Sayyidina Husain.
BACA JUGA:Hanya 1 Calon, Pemilihan Ketua RT 10 Kelurahan Rawasari Dilakukan Secara Aklamasi
BACA JUGA:Ini Kata Buya Yahya, Ternyata Ada Hari Jelek, Bukan Hanya di Bulan Muharram
رُوِيَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ مَنْزِلِيْ إِذْ دَخَلَ عَلَيْهِ الْحُسَيْنُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَطَالَعْتُهُمَا مِنَ الْبَابِ وَإِذَا اَلْحُسَيْنُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَلَى صَدْرِ النَّبِيِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلْعَبُ وَفِيْ يَدِ النَّبِيِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِطْعَةٌ مِنْ طِيْنٍ وَدُمُوْعُهُ تَجْرِيْ
Diceritakan dari Ummi Salamah – Radhiyallaahu ‘anhaa - beliau berkata: Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di dalam rumahku, tiba-tiba masuklah Husain Radhiyallahu ‘Anhu kepada beliau. Maka aku memandang keduanya dari pintu. Saat itu Husain Radhiyallahu ‘Anhu bermain-main di atas dada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sementara di tangan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ada sebongkah tanah, dan air mata beliau mengalir".
فَلَمَّا خَرَجَ الْحُسَيْنُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ دَخَلْتُ إِلَيْهِ فَقُلْتُ بِأَبِيْ وَأُمِّيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ طَالَعْتُكَ وَفِيْ يَدِكَ طِيْنَةٌ وَأَنْتَ تَبْكِيْ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيْ لَمَّا فَرِحْتُ بِهِ وَهُوَ عَلَى صَدْرِيْ يَلْعَبُ أَتَانِيْ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَنَاوَلَنِيْ اَلطِّيْنَةَ الَّتِيْ يُقْتَلُ عَلَيْهَا فَلِذَلِكَ بَكَيْتُ
"Dan ketika Husain Radhiyallahu ‘Anhu sudah keluar, maka akupun masuk kepada beliau, maka aku berkata: “Dengan bapakku dan dengan ibuku, aku melihat engkau, ditangan engkau ada tanah sambil engkau menangis, maka beliaupun bersabda kepadaku: “Ketika aku bersuka-cita dengannya sementara dia di atas dadaku sambil bermain-main, maka datanglah Malaikat Jibril ‘Alaihis Salaam kepadaku. Dia memberiku tanah yang mana dia akan dibunuh di atasnya, maka karena itulah aku menangis".