Asma’ binti Umais, adalah Bidan yang membantu Fathimah Az-Zahra melahirkan Al-Husain, segera menggendong bayi merah itu dan menyerahkannya kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
Setelah diadzani dan diiqamati, sang jabang bayi ini, lalu diberi nama oleh Rasulullah dengan nama Al-Husain, semakna dengan nama kakaknya: Al-Hasan yang berarti kebajikan.
BACA JUGA:Lewat Layanan Bantuan Polisi, Pria Ini Lolos dari Penyekapan di Sarolangun, 3 Orang Ditangkap
BACA JUGA:Mabuk dan Ugal-ugalan di Jalan, 4 Pemuda Tewas Masuk Parit di Kota Jambi
Ketika, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam sedang asyik menciumi sang cucu mulia ini, Al-Husain.
Tiba-tiba Nabi termangu sedih. Air mukanya yang tadinya ceriah berubah menjadi muram, dari sudut matanya mengalir butiran air mata. Asma’ pun (Istri Rasulullah) segera bertanya, “Mengapa di Hari Bahagia ini Anda menangis, wahai Rasulullah?”
Dalam isak tangisnya, Rasulullah menjawab: “Malaikat Jibril baru saja mendatangiku, dia membawa kabar, kelak anak ini akan dibunuh oleh sebagian umatku yang durhaka. Malaikat Jibril juga menunjukkan padaku tanah di mana Al-Husain ini terbunuh.”
Ibnul Atsir dalam Kitab Tarikh Al-Kamil menceritakan, Nabi pernah memberikan segumpal tanah berwarna kekuningan yang didapat dari Malaikat Jibril kepada Ummu Salamah. Tanah tersebut berasal dari tempat di mana Al-Husain akan terbunuh dalam sebuah pembantaian. Malaikat Jibril mengambilnya dari tempat yang kita kenal sebagai KARBALA.
BACA JUGA:Alasan Irjen Fadil Imran Maafkan Pelaku Pengedit Profilnya di Wikipedia : Resiko Pekerjaan
BACA JUGA:Siap-siap, KPU Sudah Buat Pengumuman Tahapan Pemilu Serentak 2024, Lihat Jadwalnya Disini
Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam berpesan kepada Ummu Salamah (istrinya), “Simpan tanah ini baik-baik. Bila warnanya berubah menjadi merah, ketahuilah bahwa Husein telah syahid.”
Dan, saat itu, tanggal 10 Muharram 61 H, bertepatan dengan 10 Oktober 680 Masehi, Ummu Salamah (Istri Nabi) menyaksikan gumpalan tanah pemberian suaminya berubah menjadi merah. Maka sadarlah ia, cucu kesayangan nabi itu telah menyusul kakeknya ke Surga Allah. Ummu Salamah adalah orang pertama di Madinah yang mengetahui perihal kematian Al-Imam Al-Husain.
Perang Karbala adalah tragedi terbesar kedua dalam sejarah Islam setelah Perang Jamal dan Perang Shiffin.
Beberapa ulama sejarah menyatakan bahwa pembantaian Karbala adalah kelanjutan dari perang Shiffin dan penuntasan dendam kubu Mu’awiyah bin Abu Sufyan terhadap keluarga Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
BACA JUGA:Sebelum Tewas, Brigadir J Ternyata Diancam Pria Berinisial D, Ini Penjelasannya