Dan (ketika dilihatnya tanah menjadi darah) maka terperanjatlah Ummu Salamah. Dia berkata kepada budak perempuannya: “Pergilah engkau ke Pasar. Lihatlah ada berita apa (di sana).”. (diapun pergi ke Pasar) dan pulanglah dia ke Ummu Salamah. Dia berkata: Husain bin Ali Radhiyallaahu ‘Anhu dibunuh.”
TRAGEDI KARBALA, SEJARAH KEKEJAMAN PALING KEJAM DALAM SEJARAH HIDUP MANUSIA
10 Muharram 1444 H, tepatnya 1383 tahun yang lalu, tragedi Karbala terjadi. 72 keturunan terakhir Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dibantai dengan brutal dan kejam oleh Rezim Yazid bin Muawiyah di tepi sungai Eufrat Irak.
Al-Imam Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib, yang seharusnya menjadi Khalifah ke lima menggantikan sayidina Ali bin Abi Thalib, tewas dipenggal, dipancung dengan kejam biadab oleh Syimir bin Dzil Jausyan, salah satu anggota pasukan pimpinan Yazid. Bibirnya remuk dicincang, kepalanya terputus dari lehernya.
BACA JUGA:Utamakan Penyelesaian Secara Kekeluargaan, Satlantas Polres Tanjab Timur Masih Tunggu Keputusan
BACA JUGA:Situs Steam dan Paypal Diblokir, Tenang Ini Caranya Biar Bisa Diakses Kembali
Al-Husain adalah pemuda yang diberi tugas oleh ayahnya untuk melindungi Khalifah Utsman dari usaha pembunuhan kaum khawarij (teroris radikalis).
Al-Husain adalah pemuda yang tak pernah absen membela panji Islam dalam perang-perang melawan kaum kafir, kaum musyrikin, kaum munafiq.
Al-Husain adalah pemuda yang mati syahid di Karbala menjaga nyala agama yang disiarkan kakeknya, yaitu Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
Nabi Muhammad memberi julukan cucunya tersebut dengan kalimat mulia: “Husain adalah Pemimpin Pemuda di Surga”.
BACA JUGA:Breaking News, Aceh Jaya Dilanda Gempa Bumi Bermagnitudo 5,6
BACA JUGA:Bharada E Jalani Asesmen Psikologis, Wakil Ketua LPSK Bilang Begini
Sepeninggal Rasulullah, jika para sahabat rindu kepada sang Nabi, mereka akan menemui Al-Husain karena wajahnya sangat mirip dengan paras wajah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.
Sebuah riwayat hadits mengisahkan, ketika mendengar Sayyidah Fathimah Az-Zahra akan melahirkan anak kedua, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam segera bergegas menjenguknya. Tak lama kemudian lahirlah Al-Husain.