BACA JUGA:Ini Daftar Harga Kambing Menjelang Idul Adha, Terus Alami Kenaikan
BACA JUGA:Viral Video Penggusuran Pondok Warga di Desa Kemingking, Ini Penjelasan PT Wiltop Inti Nusantara
Hari-hari berlalu seperti biasa. Tak ada yang dikerjakan Abu Nawas kecuali memikirkan bagaimana membuat Baginda Raja merasa yakin, kalau yang dibangun itu benar-benar istana di langit. Seluruh ingatannya dikerahkan dan dihubung-hubungkan.
Abu Nawas bahkan berusaha menjangkau masa kanak-kanaknya. Sampai ia ingat bahwa dulu ia pernah bermain layang-iayang. Dan inilah yang membuat Abu Nawas girang.
Abu Nawas tidak menyianyiakan waktu lagi. Dia bersama beberapa kawannya merancang layang-Iayang raksasa berbentuk persegi empat.
Setelah rampung baru Abu Nawas melukis pintu-pintu serta jendela-jendela dan ornamen-omamen lainnya. Ketika semuanya seiesai, Abu Nawas dan kawan-kawannya menerbangkan layang-layang raksasa itu dari suatu tempat yang dirahasiakan.
BACA JUGA:Nasib 18 Dosen Unbari yang Tak Terima Gaji Belum Jelas, Mediasi Tunda 14 Hari
BACA JUGA:Deretan Zodiak yang Sulit Dinasehati, Miliki Watak Keras Kepala dan Ngeyel
Begitu layang-layang raksasa berbentuk istana itu mengapung di angkasa, penduduk negeri gempar Baginda Raja girang bukan kepalang.
Benarkah Abu Nawas berhasil membangun istana di langit? Dengan tidak sabar beliau didampingi beberapa orang pengawal bergegas menemui Abu Nawas Abu Nawas berkata dengan bangga.
"Paduka yang mulia, istana pesanan Paduka telah rampung,” kata Abu nawas merendah.
"Engkau benar-benar hebat wahai Abu Nawas.” kata Baginda memuji Abu Nawas.
"Terima kasih Baginda yang mulia,” kata Abu Nawas. “Lalu bagaimana caranya aku ke sana?” tanya Baginda. ‘Dengan tambang Paduka yang mulia,” kata Abu Nawas dengan tenang.
BACA JUGA:Sarana PPDB Online Kurang, Sekolah di Tanjabtim Terpaksa Gunakan Sistem Offline
"Kalau begitu siapkan tambang itu sekarang. Aku ingin segera meihat istanaku dari dekat,“ kata Baginda tidak sabar.
"Hamba Paduka yang mulia. Hamba kemarin lupa memasang tambang itu. Sehingga seorang kawan hamba tertinggal di sana dan tidak bisa turun.” kata Abu Nawas mulai berkelit.