“Dan menurut dokter yang melakukan otopsi, penyebab kematian karena patah tulang tengorak, tulang rusuk, dan tulang bahu. Sedangkan yang disebarkan seolah2-olah karena aliran listrik,” kata Hotman Paris, dikutip dari postingan instagramnya.
Ia pun meminta untuk Kapolri dan Kadiv Propam segera menurunkan tim atas kasus ini.
Dalam unggahannya itu, terlihat Hotman Paris bersama kedua orangtua korban.
BACA JUGA:Jangan Langsung Tidur, Ini 8 Tips Cegah Kantuk Setelah Makan Sahur
BACA JUGA:Harga Sembako Masih Tinggi, Ketua Komisi II DPRD Minta Pemkot Jambi Bergerak Cepat
“Inilah ibu almarhum, orangtua jauh-jauh ke Jakarta. Bapak Kapolri, Kadiv Propam sudah waktunya menurunkan tim ke Polres Tebo,” kata dia.
“Saya dapat keterangan langsung hasil dari dokter yang melakkan otopsi. Tidak mungkin sengatan listrik menyebabkan patah tulang tengkorak dan tulang rusuk,” tambahnya.
Hotman Paris meyakini telah terjadi sesuatu pada kasus ini.
“Ini benar-benar ada sesuatu yang terjadi di sini. Kalau bukan Kapolri turun tangan, ini kasus tidak akan terpecahkan, anaknya meninggal di pesantren disebutkan karena sengatan Listrik, padahal RS resmi menyebutkan bukan karena sengatan Listrik, tapi patah di mana-mana bagian tubuhnya,” tandasnya.
BACA JUGA:Harga HP Samsung Galaxy Z Flip 5 turun hingga Rp 1,5 juta di bulan Maret 2024
BACA JUGA:Harga Samsung Galaxy S22 Ultra Turun Harga di Bulan Maret 2024, Cek Disini
Diberitakan sebelumnya, orangtua santri yang anaknya meninggal dunia di Ponpes Raudatul Mujawidin, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi ngadu ke Hotman Paris.
Hotman Paris pun merespon aduan orangtua santri yang meninggal berinisial AH itu.
Hotman Paris meminta agar pengacara di Jambi dapat bergabung dengan timnya. *