Dampaknya, dapat menghambat aliran darah menuju jantung, mengakibatkan kerusakan otot jantung yang memicu serangan jantung.
3. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah kondisi di mana tubuh kehilangan sensitivitas terhadap insulin, mengakibatkan ketidakmampuan dalam memproses glukosa dalam darah dengan optimal.
Orang yang mengalami obesitas memiliki risiko tujuh kali lebih besar untuk mengalami diabetes tipe 2 dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ideal. Karena, lemak viseral bisa menghasilkan protein khusus yang disebut retinol-binding protein 4 (RBP4).
BACA JUGA:Daftar Pinjaman KUR BRI 2024 Mulai Rp 10 Juta hingga Rp 50 Juta, Cek Syarat Lengkapnya
BACA JUGA:Harga iPhone 15 Turun hingga Rp 2 Jutaan di Bulan Mei 2024
Jenis protein ini dapat meningkatkan risiko kamu untuk mengalami resistensi insulin. Jika terjadi resistensi insulin, respons tubuh terhadap insulin menjadi sulit.
Walau begitu, insulin merupakan hormon yang sangat penting dalam mengontrol kadar gula darah. Akhirnya, kadar gula dalam darah tidak terkendali, meningkatkan risiko munculnya diabetes tipe 2.
4. Stroke
Penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah pada akhirnya bisa mengakibatkan serangan stroke.
Penting untuk dipahami bahwa lemak di perut dapat menghambat aliran darah dalam pembuluh darah. Secara bertahap, pembuluh darah dapat mengalami penyempitan atau bahkan penyumbatan, yang dikenal sebagai aterosklerosis.
BACA JUGA:Wajib Tahu, Ini Syarat Hewan Bisa Dijadikan Kurban Idul Adha
BACA JUGA:6 Zodiak Pekerja Keras, Miliki Potensi untuk Sukses
Ketika aterosklerosis muncul, sumbatan tersebut menghambat aliran darah ke otak. Karena itu, kekurangan oksigen membuat otak rentan terhadap stroke.
Obesitas dapat meningkatkan risiko berbagai kondisi kesehatan yang telah disebutkan, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
5. Kanker