MUARA BUNGO, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Di tengah teriknya matahari dan kelangkaan air, Kabupaten Bungo menghadapi ancaman serius dari kekeringan yang melanda lahan pertanian seluas 72 hektar.
Cerita kekeringan melanda lahan pertanian ini dimulai di Dusun Teluk Panjang dan Dusun Tanah Sepenggal, dua kawasan yang kini merasakan dampak kemarau panjang yang menyengat.
Di Dusun Teluk Panjang, tiga kelompok tani dengan penuh kekhawatiran melaporkan kondisi lahan pertanian mereka yang mengalami kekeringan.
Kelompok Bakti Tani harus menghadapi kenyataan pahit dengan 20 hektar lahan padi sawah mereka yang terdampak kekeringan.
BACA JUGA:Tingkatkan Kehandalan Listrik di Bengkulu Utara, PLN Operasikan Gardu Induk Argamakmur
BACA JUGA:I Gede Sumarjaya Puji Terobosan Erick Thohir Tentang Klasterisasi dan Holdingisasi BUMN
Tak jauh dari situ, Kelompok Perintis Jaya juga merasakan dampak serupa dengan 18 hektar lahan padi sawah yang kini mengering.
Sementara itu, Kelompok Sungai Kemang berjuang dengan 12 hektar lahan yang juga terkena dampak.
Di sisi lain, Dusun Tanah Sepenggal tak kalah memprihatinkan.
Desa Tanjung menghadapi tantangan dengan Kelompok Tani Danau Raya yang mengelola 5 hektar lahan padi sawah, dan Dusun Candi yang melaporkan Kelompok Tani Ulak Jaya Maju dengan 4 hektar lahan sawah yang juga terkena dampak.
BACA JUGA:Susun Rencana dan Strategi, Satgas TMMD ke 121 Kodim 0415/Jambi Gelar Apel Pagi
BACA JUGA:Awas, Waspadai 4 Gejala Hipertensi Ini yang Kerap Muncul di Pagi Hari
Meski kekeringan ini belum mencapai tingkat parah, dampaknya tetap terasa signifikan.
Kabid Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bungo, Abdul Majid, menjelaskan bahwa meski situasi saat ini masih tergolong sedang, pihaknya tetap waspada.