Eksperimen ini juga mengungkapkan bahwa ilusi kehadiran bukan hanya terjadi dalam kondisi ekstrem atau penyakit tertentu tetapi juga bisa dialami dalam kondisi normal ketika ada ketidaksesuaian sinyal otak.
Hasil ini membantu menjelaskan bagaimana otak manusia dapat “menciptakan” persepsi baru, meskipun situasinya tidak mendukung keberadaan “makhluk” yang dirasakan tersebut.
BACA JUGA:Tak Terkalahkan! Bayern Muenchen Permalukan Union Berlin dengan Skor Telak 3-0
Dengan temuan ini, para ilmuwan berharap bahwa masyarakat dapat lebih memahami bahwa banyak pengalaman supranatural bisa saja muncul dari persepsi yang diubah oleh otak.
Pemahaman ini membuka peluang baru dalam penelitian neurologi untuk menjelaskan lebih jauh bagaimana persepsi manusia bisa dipengaruhi oleh faktor biologis dan psikologis.