Sebelum pemungutan suara 5 November, sebagian besar jajak pendapat sudah menyatakan mayoritas pemilih pria condong memilih Trump.
BACA JUGA:Inter Milan Tumbangkan Arsena 1-0, Berikan Kekalahan Perdana di Liga Champions
BACA JUGA:Angel Correa Cetak Gol di Menit Akhir, Atletico Madrid Tundukkan PSG 2-1 di Liga Champions
Kini, seperti saat mengalahkan Hillary Clinton, Trump mulus memenangkan Pemilu 2024.
Kendati demikian, Trump tetap bakal menghadapi tantangan dalam menjalankan pemerintahannya, sekalipun mungkin lebih ringan dibandingkan dulu.
Mengutip laman donaldjtrump.com, pengusaha yang beralih menjadi politisi itu menjanjikan 15 hal, yang harus dia buktikan pada empat tahun terakhir periode pemerintahannya.
Ke-15 tema itu adalah membangun kembali perekonomian AS sampai yang terbesar sepanjang masa, perdagangan yang adil bagi pekerja Amerika, merengkuh kembali dominasi AS dalam energi, mengamankan perbatasan serta merebut kembali kedaulatan nasional.
Kemudian, memerangi kartel pengedar narkotika, menekan kriminalitas dan memulihkan keamanan, memperbarui kepemimpinan Amerika di dunia, menolak globalisme dan sebaliknya merangkul patriotisme.
Lalu, melindungi para veteran Amerika, melindungi hak orang tua, menjunjung hukum dan kebebasan, mengakhiri sensor dan merebut kembali kebebasan berbicara, menegakkan pemilu yang jujur, memberantas korupsi di pemerintahan pusat, dan menyediakan layanan perlindungan kesehatan yang lebih baik nan lebih murah.
Mampukah Trump membuktikan semua janjinya itu? Bisakah dia membentuk kabinet yang tidak gaduh seperti pada masa jabatan pertamanya? Apakah dia akan memimpin AS dengan gaya sama seperti dulu, termasuk kala berhubungan dengan dunia?
Seharusnya dengan dukungan solid di legislatif, ditambah lembaga yudikatif di mana enam dari sembilan hakim Mahkamah Agung adalah hakim-hakim konservatif, Trump tak kesulitan mewujudkan janji-janjinya.
BACA JUGA:AHM Dukung Dan Wujudkan Mimpi Generasi Muda Indonesia
Jika dia memerintah dengan pendekatan seperti pada masa jabatan pertamanya, maka pendulum mungkin berubah lagi. Akibatnya dua tahun nanti, dalam Pemilu Sela 2026, menjadi momen penghakiman untuk Trump.