BACA JUGA:Donald Trump Tunjuk Linda McMahon Sebagai Menteri Pendidikan: Latar Belakang dan Hubungan Keduanya
BACA JUGA:Mengenal Philophobia: Ketakutan Akan Jatuh Cinta Kembali
Berdasarkan info yang dijelaskan oleh Serli Yuwana selaku bagian dari kegiatan KM tersebut, Program kerja sekolah dibuat untuk mengembangkan siswa, baik itu dalam bidang akademik maupun non-akademik, melalui beragam kegiatan yang diadakan.
“Program kerja sekolah dirancang untuk mengembangkan siswa secara menyeluruh. Fokusnya adalah meningkatkan kemampuan akademik dan non-akademik melalui kegiatan yang beragam, seperti pengembangan literasi dan numerasi, penguatan teknologi digital, pendidikan karakter berbasis nilai pancasila, kegiatan lingkungan dan fisik, pengembangan kreativitas dan kerja sama,” jelas Serli Yuwana.
“Tujuan utamanya adalah membentuk generasi muda yang cerdas dan kritis, berkarakter kuat, peduli lingkungan, serta mampu bersaing di era digital,” tambahnya.
“Melalui pendekatan kontekstual dan kolaboratif, program ini mendorong siswa untuk tumbuh sebagai individu yang utuh, tidak sekadar cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan kepedulian sosial,” tambahnya.
Hambatan pastinya mengikuti Langkah mereka dalam mewujudkan Proker yang telah disiapkan, mengingat sekolah masih dalam masa pasca renovasi, itu menjadi hambatan utama dalam rencana mereka, karena hal itu akan menimbulkan banyak keraguan.
BACA JUGA:Film Missing: Misteri yang Menggunakan Teknologi untuk Menemukan Kebenaran
BACA JUGA:Ramalan Zodiak Hari Ini, Jumat 22 November 2024: Keberuntungan dan Tantangan di Akhir Pekan
“Hambatan utama program kerja perpustakaan adalah ketidakpastian status pasca renovasi. Sekolah baru saja diselesaikan renovasinya oleh dinas, namun belum ada peresmian resmi. Kondisi ini menimbulkan keraguan apakah tim diperbolehkan untuk menjalankan program Literasi (Mading sekolah dan Pohon literasi) serta program Pengelolaan dan Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu dan perpustakaan (Pengelolaan Dan Pemanfaatan Pojok Membaca dan Penataan Perpustakaan),” jelas Serli.
“Padahal perpustakaan merupakan program kerja inti yang sangat penting untuk pengembangan literasi siswa. Keterbatasan akses dan ketidakjelasan izin dari pihak dinas menjadi penghalang utama dalam mengimplementasikan rencana kerja yang sudah disusun,” sambungnya.
Meskipun demikian, Proker yang dilaksanakan mampu memberikan dampak positif terhadap sekolah, suasana proses pembelajaran menjadi inovatif, meningkatnya literasi dan keterampilan, serta mampu memperkuat budaya, pengembangan karakter, lingkungan dan sosial.
“Program kerja yang dilaksanakan memberikan dampak positif terhadap sekolah dengan menciptakan suasana belajar yang inovatif, meningkatkan keterampilan literasi, numerasi, serta adaptasi teknologi siswa. Hal ini juga memperkuat budaya sekolah yang mendukung pengembangan karakter, pelestarian lingkungan, dan kepedulian sosial. Pihak sekolah menyambut baik program-program ini karena sejalan dengan visi dan misi Pendidikan,” pungkas Serli Yuwana.