Mengingat Kembali, Awal Mula Hari Raya Kurban

Mengingat Kembali, Awal Mula Hari Raya Kurban

Awal Mula Hari Raya Kurban--

Ia melakukan itu – berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwah – sebanyak tujuh kali. Setelah mendekati Marwah ia mendengar sebuah suara. 

Ia pun berkata, “Diam!” Maksudnya untuk dirinya sendiri. Kemudian ia berusaha keras mendengar lagi hingga ia pun. 

Engkau telah memperdengarkan. Adakah engkau dapat menolong?” Tiba-tiba ia melihat Malaikat di dekat sumber air Zamzam. Kemudian Malaikat itu menggali tanah dengan tumitnya sehingga muncullah udara. 

Selanjutnya Ibunda Ismail membendung udara dengan memutar dan menciduknya dan udara bertambah deras. 

BACA JUGA:Twitter Tuntut Elon Musk, Setelah Batal Beli Sahamnya Senilai 44 Miliar Dolar Amerika

BACA JUGA:Viral Penyanyinya Dipanggil BNN,Ini Lho Lirik dan Arti Lagu ‘Sikok Bagi Duo’

Nabi Muhammad berkata: “Semoga Allah melimpahkan rahmat Ibu Ismail, jika saja ia membiarkan Zamzam – atau Beliau berkata: 'seandainya dia tidak menciduk airnya- pasti Zamzam menjadi mata air yang mengalir.” 

Kemudian ibunda Ismail minum dari air itu dan menyusui anaknya. Ismail tumbuh menjadi besar dan belajar Bahasa Arab di kalangan Bani Jurhum. Hingga suatu hari, ayahnya, Nabi Ibrahim datang menemuinya. 

Allah menceritakannya di dalam Al-Qur'an: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur mampu) berusaha bersamasama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. 

Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” (QS Ash-Shafaat [37] : 102) Nabi Ibrahim datang menemui anaknya untuk menyampaikan perintah Allah agar menyembelihnya. 

BACA JUGA:Targetkan Angka Stunting Turun di Tahun 2024, Presiden RI Jokowi Anjurkan Hal Ini

BACA JUGA:Pesan Menohok Presiden RI, Jokowi: Emak-Emak Jangan Beranak Tiap Tahun

Di dinilah Nabi Ibrahim diuji. Anak yang puluhan tuhun dinantikan, setelahnya ditinggalkan di padang gersang, lalu diperintahkan untuk disembelih.

Meskipun sangat besar kecintaan beliau kepada keluarganya, namun beliau seorang yang teguh dan taat terhadap perintah Allah. Tidak sedikitpun beliau bergeming, bahkan bersegera ketika Allah memerintahkannya. 

Nabi Ismail pun menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash-Shafaat [37] : 102).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: