Ini Alasan Hasan Nasbi Menjawab 'Dimasak Aja' Terkait Teror Kepala Babi ke Jurnalis Tempo

Ini Alasan Hasan Nasbi Menjawab 'Dimasak Aja' Terkait Teror Kepala Babi ke Jurnalis Tempo

Hasan Nasbi dinilai tidak sensitif, usai mengomentari teror kepala babi kepada jurnalis Tempo.-ist/jambi-independent.co.id-

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, menjelaskan alasan di balik pernyataannya yang kontroversial, "dimasak aja," terkait teror pengiriman kepala babi kepada jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana (Cica).

Hasan menegaskan bahwa tujuannya bukan untuk meremehkan teror atau melecehkan Cica, melainkan untuk mengecilkan pihak peneror.

Hasan menjelaskan bahwa respons yang tepat terhadap teror kepala babi adalah seperti yang ditunjukkan Cica, yaitu dengan mengecilkan si peneror. 

Dengan demikian, tujuan peneror untuk menebar ketakutan tidak akan tercapai. "Tujuannya adalah untuk mengecilkan si peneror, bukan mengecilkan kebebasan pers," tegas Hasan.

BACA JUGA:Kreatif! Karang Taruna Desa Sungai Gelam Gelar Run Race Ramadan, Final Dihadiri Kapolres Muaro Jambi

BACA JUGA:Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Optimalisasi Kawasan Industri, BRI Jalin Kerja Sama dengan HKI

Ia menambahkan bahwa komentarnya untuk memasak kepala babi tersebut adalah upaya lebih lanjut untuk mengecilkan si peneror. 

"Itu bukan pelecehan karena Cica sendiri makan babi dan menanggapinya dengan bercanda. Jadi, saya hanya melanjutkan responsnya," jelas Hasan.

Hasan menegaskan bahwa pemerintah menjunjung tinggi kebebasan pers dan tidak pernah melarang pembuatan berita.

Ia juga menyebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto tidak memberikan imbauan atau pembahasan khusus terkait kasus ini karena tidak ada masalah dari sisi kebebasan pers.

BACA JUGA:Komitmen BRI Terapkan Budaya Kerja Inklusif, Bawa BRI Raih Penghargaan Anugerah Avirama Nawasena dari SBM ITB

BACA JUGA:Harga Sawit Jambi Naik Rp75,47 per Kilogram, Petani Sawit Senyum Lebar

"Pemerintah tidak pernah melarang pembuatan berita. Kami menjunjung tinggi kebebasan pers," kata Hasan.

Meskipun Hasan telah memberikan klarifikasi, pernyataannya tetap menuai reaksi beragam dari publik, terutama kalangan jurnalis dan pegiat kebebasan pers.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: