Ingin Tidur Nyenyak dan Otak Tetap Sehat? Hindari Kesalahan Ini Sebelum Terlambat!

Ilustrasi orang ridur di mobil-freefik-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Perubahan jam tidur yang tidak teratur, terutama usai masa libur panjang, dapat berdampak serius terhadap kesehatan otak dan mental. Psikolog Klinis Kasandra A. Putranto mengingatkan bahwa gangguan pola tidur bukan hanya menyebabkan kelelahan, tetapi juga dapat mempercepat proses penuaan otak serta menurunkan kemampuan kognitif.
Kasandra menjelaskan bahwa tidur yang tidak konsisten bisa mengganggu fungsi otak, termasuk daya konsentrasi, ingatan jangka pendek, hingga kemampuan mengambil keputusan. Gangguan ini disebabkan oleh terganggunya ritme sirkadian—jam biologis tubuh yang mengatur siklus tidur dan bangun.
“Banyak penelitian membuktikan bahwa kurang tidur berkaitan erat dengan penurunan fungsi otak, serta mengganggu proses belajar dan memori. Ini sangat berdampak, terutama pada remaja dan orang tua,” ujar Kasandra dalam wawancara dengan ANTARA, Senin (tanggal artikel).
Lebih jauh lagi, ia menambahkan bahwa pola tidur yang kacau bisa memicu timbulnya penyakit degeneratif seperti Alzheimer. Selain itu, risiko terhadap masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan suasana hati juga meningkat signifikan.
BACA JUGA:Kacau Karena Libur? Ini 7 Cara Cerdas Memulihkan Pola Tidur Setelah Lebaran Tanpa Stres
BACA JUGA:Terbangun Tengah Malam karena Maag? Ini Cara Alami Mengatasinya agar Tidur Nyenyak dan Tubuh Segar Esok Hari
Salah satu pemicu sulit tidur yang sering tidak disadari adalah aktivitas sosial yang terlalu intens, terutama bagi anak-anak. “Jika anak terlalu sering bersosialisasi hingga larut malam atau mendapatkan terlalu banyak rangsangan sebelum tidur, hal ini bisa menyebabkan overthinking dan sulit tidur nyenyak,” jelas Kasandra.
Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara waktu bermain, belajar, dan istirahat agar tidak memengaruhi kualitas tidur anak di malam hari.
Untuk mengembalikan kualitas tidur yang optimal, Kasandra menyarankan agar setiap individu memiliki jadwal tidur yang konsisten, termasuk di akhir pekan. Berikut beberapa langkah praktis untuk menyesuaikan kembali pola tidur:
- Tetapkan waktu tidur dan bangun yang tetap setiap hari guna menyesuaikan ulang ritme sirkadian.
- Lakukan olahraga ringan secara rutin, seperti jalan pagi atau yoga. Namun, hindari berolahraga dekat dengan waktu tidur karena bisa membuat tubuh tetap terjaga.
BACA JUGA:Hajar Yaman 4-1! Indonesia U-17 Lolos Dramatis ke Piala Dunia, Ini Analisa Taktiknya!
BACA JUGA:Pleno PKU Kabupaten Bungo Pasangan Dedy–Dayat Menang Tipis di PSU Bungo
- Rancang rutinitas santai sebelum tidur, seperti membaca buku, meditasi ringan, journaling, atau mandi air hangat.
- Minimalkan paparan cahaya biru dari gadget dan televisi setidaknya satu jam sebelum tidur, karena hal tersebut bisa menghambat produksi melatonin—hormon yang membantu tubuh merasa mengantuk.
Selain rutinitas, kualitas tidur juga sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Kamar tidur sebaiknya dibuat senyaman mungkin: gelap, sejuk, tenang, dan bebas gangguan. Gunakan tirai tebal, white noise machine, atau penutup mata dan telinga bila perlu.
Hindari konsumsi minuman berkafein seperti kopi, teh, atau minuman energi menjelang malam, serta batasi konsumsi alkohol yang juga dapat mengganggu siklus tidur alami. Tak kalah penting, hindari tidur siang terlalu lama. Jika perlu, batasi durasi tidur siang maksimal 20–30 menit sebelum pukul 3 sore.
BACA JUGA:Lewat UMKM EXPO RT, BRI Bantu Pengusaha UMKM Aksesori Ini Dapatkan Akses Pasar di Kancah Global
BACA JUGA:Bersama Honda, Dapatkan Diskon dan Keuntungan Melimpah di Jambi
Perubahan pola tidur tidak bisa terjadi secara instan. Kasandra mengingatkan bahwa proses pemulihan bisa memakan waktu hingga beberapa hari atau minggu, tergantung tingkat ketidakteraturan sebelumnya.
“Yang penting adalah tetap konsisten, bersabar, dan tidak terlalu memaksakan diri. Tubuh akan menyesuaikan jika kita memberinya kesempatan untuk kembali ke ritme alaminya,” ujarnya menutup perbincangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: