Mindfulness Bisa Mengurangi Rasa 'Sakit' Lho, Simak Cara Mengolahnya

Mindfulness Bisa Mengurangi Rasa 'Sakit' Lho, Simak Cara Mengolahnya

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana cedera terkecil dapat membuat seseorang meringis kesakitan, sementara untuk yang lain itu hampir tidak mengganggu?

Nah, ternyata peningkatan toleransi terhadap rasa sakit sebenarnya adalah cobaan mental, salah satu yang ada hubungannya dengan perhatian.

Perhatian penuh adalah proses menyadari sepenuhnya situasi yang dihadapi, sambil belajar bagaimana mengendalikan emosi Anda.

Orang dengan tingkat kesadaran yang lebih tinggi juga mengalami lebih sedikit rasa sakit. Ini bisa menjadi kunci untuk mengembangkan terapi nyeri yang efektif di masa depan, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PAIN.

Baca Juga: Nih, 7 Hal yang Harus Dilakukan Biar Diet Berhasil dan Rambut Tetap Sehat

Baca Juga: Jangan Kaget, Ini Manfaat Es Batu untuk Wajah dan Cara Menggunakannya

"Mindfulness terkait dengan menyadari saat ini tanpa terlalu banyak reaksi atau penilaian emosional," kata penulis utama Fadel Zeidan, Asisten Profesor di Wake Forest Baptist Medical Center di North Carolina, AS.

"Kami sekarang tahu bahwa beberapa orang lebih perhatian daripada yang lain, dan orang-orang itu tampaknya merasa lebih sedikit sakit," tambah Zeidan.

Orang dengan tingkat kesadaran yang lebih rendah memiliki aktivasi yang lebih besar dari bagian otak ini yang diaktifkan ketika Anda merasa sakit, juga merasakan lebih banyak rasa sakit, klaim penelitian tersebut.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal PAIN mengungkapkan bahwa orang dengan perhatian disposisional yang lebih tinggi selama pengalaman menyakitkan menunjukkan penonaktifan yang lebih besar di wilayah otak yang disebut posterior cingulate cortex — simpul saraf pusat dari jaringan mode default.

Baca Juga: Simak! Merasakan 3 Hal Ini, Bisa Jadi Kesehatan Usus Kamu Bermasalah

Baca Juga: 2 Resep Muffin Sehat yang Bisa Kamu Buat di Rumah

Jaringan mode default meluas dari korteks cingulate posterior ke korteks prefrontal medial otak. Kedua wilayah otak ini terus menerus memberi informasi bolak-balik. Jaringan ini terkait dengan pemrosesan perasaan diri dan pikiran yang mengembara, kata Zeidan.

"Yang penting karya ini menunjukkan bahwa kita harus mempertimbangkan tingkat kesadaran seseorang ketika menghitung mengapa dan bagaimana seseorang merasa lebih sedikit atau lebih banyak rasa sakit,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: