Dalam hal ini, Rasulullah telah membatasi praktik poligami, mengkritik perilaku sewenang-wenang, dan menegaskan keharusan berlaku adil dalam beristeri lebih dari satu wanita.
Batasan menikahi 4 wanita dalam hal berpoligami ini ditegaskan oleh Rasulullah ketika melihat sebagian sahabat telah mengawini 8 sampai 10 wanita.
Mereka lalu diminta Rasulullah menceraikan sebagian dan menyisakan empat istri saja. Itulah yang dilakukan Rasulullah kepada Ghilan bin Salamah ats-Tsaqafi RA, Wahb al-Asadi, dan Qais bin al-Harits.
"Dari Qais Ibnu Al-Harits ia berkata: Ketika masuk Islam saya memiliki delapan istri, saya menemui Rasulullah dan menceritakan keadaan saya, lalu beliau bersabda: "Pilih empat di antara mereka." (HR. Ibnu Majah).
BACA JUGA:Sarang Tawon Vespa Dievakuasi, Warga Haji Kamil Kota Jambi Ucapkan Terima Kasih
3. Urusan Nafkah Tiap Istri Harus Terpenuhi
Seorang suami memiliki kewajiban untuk menafkahi sang istri. Nafkah yang dimaksud adalah berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan semacamnya.
Maka dari itu, seorang laki-laki baru bisa menikah jika ia dapat memenuhi nafkah istrinya kelak. Rasulullah SAW bersabda:
"Wahai para pemuda, barang siapa yang telah mampu, maka hendaklah dia menikah karena menikah dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan, dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaknya berpuasa, karena puasa dapat menahan nafsu."
Dari keterangan tersebut, sama halnya jika seorang suami ingin memiliki lebih dari satu istri, namun kemampuan nafkahnya tidak mencukupi, maka tidak halal baginya untuk melakukan poligami karena urusan nafkah menjadi hal penting yang harus diperhatikan.
4. Niatkan Semata untuk Ibadah kepada Allah
Nah, ini juga penting.