Guna memenuhi mandatory itu, anggaran pendidikan pun membengkak 206,8 persen dari Rp216,72 triliun pada 2010 menjadi Rp665 triliun pada 2024.
Tak sampai di situ, Pemerintah selama 2 tahun 4 bulan membangun gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas) tertinggi di dunia dengan menghabiskan anggaran hingga Rp465.207.300.000.
Presiden Joko Widodo meresmikan bangunan setinggi 27 lantai yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, itu pada September 2017.
BACA JUGA:Nggak Ribet, ini Tips Berkebun Bagi Pemula
BACA JUGA:Tenang, ini 7 Tips Untuk Bangun Kepercayaan Diri
Perpustakaan megah tersebut memiliki beragam fasilitas, antara lain: ruang layanan keanggotaan Perpustakaan Nasional, ruang zona promosi budaya baca, data center, ruang teater, layanan anak, lansia dan disabilitas, layanan koleksi buku langka, hingga layanan multimedia.
Adapun koleksi buku di Perpusnas hingga akhir 2022 sebanyak 7.774.375 eksemplar.
Dalam ikhtiar memperbaiki tingkat literasi, Perpusnas mengampanyekan GIM yang didukung oleh berbagai institusi dan lembaga Pemerintah lainnya hingga organisasi nirlaba dalam beragam program dan tema.
Salah satu tolok ukur kemajuan peradaban suatu bangsa adalah banyaknya perpustakaan.
BACA JUGA:Partai NasDem Kirim Nama ke DPP, H Abdul Rahman Bakal Lakukan Survey
Indonesia, menurut data Perpusnas, hingga September 2023 memiliki 178.723 perpustakaan yang tersebar di seluruh provinsi.
Bahkan di berbagai daerah, wujud perpustakaan hadir dalam beragam inovasi dan modifikasi. Banyak perpustakaan keliling menggunakan mobil, ada pula yang menggunakan perahu karena beroperasi di wilayah perairan.
Indonesia diakui sebagai negara dengan jumlah perpustakaan terbanyak kedua di dunia setelah India.
Semestinya bangsa ini telah mencapai peradaban maju, namun melimpahnya buku dan fasilitas membaca belum juga bersambut hangat oleh minat baca masyarakat.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Dosen IAI Tebo Ditetapkan Tersangka Kasus Korupsi Dana Desa Pagar Puding Lamo