Semua tertata dengan rapi. Jalan desa pun sudah dicor beton, hasil gotong royong masyarakat, dengan dana yang bersumber dari desa.
Ketika rombongan Porwanas tiba, ibu-ibu juga terlihat sedang asik memasak sambil bercengkrama. Kompak. “Ini namanya gawisabumi, artinya kerja bersama-sama,” kata salah satu ibu-ibu sambil tersenyum.
Satu hal yang pasti, mereka tak perlu pusing memikirkan air jika musim kemarau. Desa ini sudah mendapat berkah sendiri dari air pegunungan.
Sejarah Desa Beliangan
Desa Beliangan ini sebelumnya tergabung dalam Desa Kalaan. Pada tahun 1965, pemerintah di era Soeharto membangun Waduk Riam Kanan.
BACA JUGA:Cek Pinjaman KUR Mandiri 2024 Rp 50 Juta hingga RP 200 Juta Disini, Proses Cepat Langsung Cair
Terpaksa, Desa Kalaan “ditenggelamkan”. Total ada 8 desa. Yaitu Desa Kalaan, Desa Rantau Halayung, Desa Minunggul, Desa Tiwingan, Desa Akuei, Desa Rantau Bujur, Desa Rantau Balai, Desa Bungli.
Para penduduk pindah ke lokasi, yang dulu dinamakan Liang Hantu. Dari namanya mungkin sudah bisa ditebak, bahwa daerah itu dulu dikenal sangat angker karena banyak makhluk halus.
Barulah pada tahun 1982, pemerintah mendefinitifkan desa tersebut. Tapi desa harus punya nama. Untuk itu, ditentukannlah namanya Desa Beliangan.
Menurut Kepala Desa (Pembakal) Beliangan, Aunul Khoir, nama Beliangan diambil dari 2 kata. Balai dan Ngian. Balai berarti tempat, sementara Ngian adalah halus. Yang jika digabungkan, tempat makhluk halus.
BACA JUGA:KUR BRI 2024 Pinjaman Rp 20 Juta Cicilan Perbulan Rp 300 Ribuan, Cek Syarat Khusus TKI Disini
BACA JUGA:Spesifikasi dan Harga Terbaru Xiaomi 14 Ultra di Bulan Agustus 2024
Secara utuh, nama desa ini dulu didasarkan dengan ada upacara adat dengan memberikan sesajen yang dilakukan satu tahun sekali.
Desa Beliangan kini berdiri dengan suasana asrinya. Rumah-rumah berderet rapi di kiri kanan jalan desa, ditambah keramahan penduduknya yang 100 persen muslim, menambah nilai plus desa ini.
Para penduduk juga sangat peduli dengan pendidikan generasi penerus. Jika mau menginjak bangku SMP, anak-anak akan dibawa ke Banjar Baru. Maklum, di sini baru ada gedung Sekolah Dasar.