Fakta dan Mitos Seputar Produk Olahan Berbasis Protein

Selasa 17-09-2024,09:35 WIB
Reporter : Surya Elviza
Editor : Surya Elviza

Selalu cek informasi masa produksi dan tenggat kadaluarsa untuk menghindarkan kita dari berbagai bentuk kerugian,” serunya. Selain produk beku berupa daging atau ikan kemasan, produk olahan seperti nugget, sosis, bakso, tempura, dan lain sebagainya bisa pula menjadi pilihan sumber protein harian bagi masyarakat. 

Namun, Indrawati mengingatkan, siapa saja perlu berhati-hati dalam memilih produk olahan ini.  Meski makanan tersebut mengandung protein, ada risiko tersembunyi, terutama bila produk olahan itu mengandung bahan tambahan dalam jumlah berlebih, seperti tepung, garam, gula, penyedap rasa, dan pengawet.  “Kadang kita menemukan nugget yang isinya lebih banyak tepung dibanding daging. Produk seperti itu berisiko meningkatkan obesitas dan penyakit metabolik seperti diabetes, terutama pada anak-anak,” ujar Indrawati. 

Selaian itu, masyarakat juga tak boleh asal menyimpan produk beku maupun olahan pangan berbasis protein setelah membelinya di luar. Ia memberi saran, jangan langsung memasukkan bahan makanan itu ke dalam kulkas atau freezer setibanya di rumah. Produk itu melainkan sebaiknya dibuka lebih dulu dan isinya dipindahkan ke bungkus atau wadah lain untuk mencegah kontaminasi jamur atau bakteri yang mungkin terbawa di bungkus bawaan. 

”Proses perjalanan kita dari tempat membeli (produk) ke rumah kan butuh waktu. Nah, di situ ada risiko paparan kuman,” ucapnya. 

BACA JUGA:Terduga Pelaku Percobaan Pembunuhan Donald Trump Ditangkap di Florida

BACA JUGA:HORAS! Pemuda Batak Bersatu Bungo Deklarasi Dukungan Kepada Jumiwan Aguza – Maidani

Maka dari itu, sesampainya di rumah, masyarakat dianjurkan Agnes untuk segera saja membuka bungkus produk dan menempatkan daging atau bahan pangan olahan ke wadah baru yang dipastikan bersih. Simpan per porsi Dalam proses penyimpanan produk beku maupun olahan pangan berbasis protein di freeze. Sebaiknya dapat dibagi per porsi saja untuk setiap wadahnya. Menurutnya, praktik ini akan membawa beberapa keuntungan, baik dari segi kualitas, efisiensi, maupun keamanan pangan. ”Sebagai gambaran, ketika kita telah membagi daging, ikan, nugget, atau sosis menjadi per porsi, kita akan terdorong untuk mengambil jumlah yang diperlukan saja ketika hendak ingin mengonsumsinya,” jelas dia.

 

Kategori :