Stres kronis diketahui memicu peningkatan produksi hormon kortisol dalam tubuh, yang dalam jangka panjang dapat menekan sistem imun.
Sebuah penelitian dari National Institutes of Health (NIH) mengungkapkan bahwa individu dengan kebiasaan ini memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit fisik terkait stres akibat kurangnya pengelolaan emosi yang sehat.
Orang yang gak enakan juga cenderung menarik orang-orang yang memanfaatkan sifat tersebut. Ini bisa mengakibatkan ketidakseimbangan dalam hubungan, di mana pihak lain terlalu mengandalkan mereka tanpa memberikan timbal balik yang setara.
BACA JUGA:Ketua LAM Kota Jambi Tutup Usia, Pj Wali Kota Jambi Sampaikan Duka Mendalam
BACA JUGA:Tim Visitasi Kemen PAN-RB Apresiasi Dinas Dukcapil Kota Jambi Berikan Layanan Publik
Akibatnya, hubungan tersebut dapat terasa menguras emosi, dan orang yang gak enakan bisa merasa kesepian meskipun dikelilingi banyak orang, karena kebutuhannya sendiri sering kali terabaikan.
Menjadi orang yang empati dan peduli bukanlah sesuatu yang buruk, tetapi penting untuk mengetahui batasan. Penelitian dari Harvard Business Review menyarankan agar orang dengan sifat ini belajar untuk mengatakan tidak dengan tegas tetapi tetap sopan.
Menyusun batasan yang sehat dan memperhatikan kebutuhan pribadi bisa meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh.
Selain itu, keterampilan dalam komunikasi asertif juga membantu mereka menyampaikan perasaan tanpa merasa bersalah, sehingga menjaga hubungan tetap sehat tanpa mengorbankan diri.
Menjadi gak enakan mungkin terlihat sepele, tetapi dampaknya dapat sangat luas, terutama pada aspek kesehatan dan kesejahteraan diri.
BACA JUGA:Hadir Rakornas Pemerintah Pusat dan Daerah, Pj Wali Kota Jambi Siap Implementasikan Asta Cita
BACA JUGA:H Andi Muhammad Guntur Lebih Tenang dan Berwibawa Saat Menyampaikan Visi Misi
Mengembangkan kemampuan untuk menghargai diri sendiri dan menetapkan batasan yang jelas akan membantu menciptakan keseimbangan antara membantu orang lain dan menjaga kesejahteraan pribadi.