Makan Bergizi Gratis, Pondasi Kemajuan Suatu Bangsa

Dr Noviardi Ferzi-ist/jambi-independent.co.id-
Kini, salah satu program unggulan pemerintahan Prabowo adalah makan bergizi gratis pagi dan siang, kepada total 82 juta warga. Mereka adalah anak-anak sekolah, anak-anak di rumah, dan ibu hamil.
Program Makan Bergizi Gratis diharapkan menjadi salah satu fondasi penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
BACA JUGA:Hebat! Skor Telak 37-16 pada SMAN 6 Merangin vs SMA Unggul Sakti
BACA JUGA:Efisiensi Anggaran Tidak Membuat Orang Menganggur
Dengan memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan memiliki karakter yang kuat, pemerintah optimis dapat mencetak generasi yang unggul, berdaya saing, dan mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.
Prabowo sendiri sudah lama memikirkan gagasan makan bergizi gratis, bahkan jauh sebelum periode kampanye Pilpres 2024.
Publik masih ingat ketika Prabowo merilis tagline “makan siang gratis” dalam kampanye Pilpres beberapa waktu lalu.
Tentu, Prabowo tak ujuk-ujuk mengagas Program tersebut. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), bahwa 41 persen siswa di Indonesia lapar saat belajar di sekolah.
BACA JUGA:Sumur Minyak Ilegal di Senami Terbakar Lagi, 3 Pekerja Jadi Korban
BACA JUGA:14 Atlet Polda Jambi Ikut Tour Of Kemala di Yogyakarta
Program ini akan dapat membantu menurunkan tingkat kekurangan gizi serta stunting di kalangan anak-anak.
Anak yang memperoleh asupan pangan yang baik, lebih besar kemungkinannya untuk tumbuh baik secara fisik dan lebih berhasil secara akademis.
Makan siang gratis juga akan mendorong orang tua, terutama di kalangan keluarga miskin, untuk memastikan anaknya ke sekolah dan keluarga memprioritaskan pendidikan sang anak dari pada tanggung jawab lainnya. Hal ini akan menekan tingkat putus sekolah.
Angka putus sekolah, kebanyakan disebabkan oleh alasan ekonomi; untuk jenjang SD mencapai 0,13 persen pada 2022, meningkat 0,01 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 0,12 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: